Drs. H. Ali Zawawi,
SQ, MA adalah pria multitalenta kelahiran Demak, Jawa Tengah, 28 Juli 1960.
Ketekunannya membaca buku bukan hanya menghasilkan berbagai karya tulis dan
terjemahan. Entah bagaimana ceritanya, aktivis civil society ini juga menguasai desain grafis dan komunikasi visual berbasis image dan warna. Dari tangannya, lahir banyak sekali karya grafis yang indah dan efektif untuk buku, flyer dan terbitan lainnya.
Ali Zawawi masuk PTIQ
di Fakultas Syari’ah Ahwal As-Syakhsiyah pada 1984. Dia menyelesaikan papernya
berjudul “Perkawinan Antar Agama menurut Hukum Islam dan UU No. 1/1974” pada 1988
untuk meraih gelar Sarjana Muda (Bachelor of Art/ BA). Tidak berhenti di situ.
Dia menyempurnakan menyelesaikan ujian hafalan Al-Qur’an 30 Juz di PTIQ sekaligus
kesarjanaannya pada 1991 dengan skripsi berjudul “Berijtihad dan
Problematikanya dalam Hukum Islam”. Tidak puas dengan gelar sarjana, dia pun
melanjutkan jenjang pendidikan pascasarjana Kajian Politik Islam atau Fiqh Siyasah di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta hingga melahirkan tesis berjudul, “Pemberhentian Kepala
Negara dalam Teori Politik Islam (Studi Kasus Impeachment Presiden RI)” pada
2008. Hingga 2023, dia masih dalam proses menyelesaikan disertasi Tafsir Al-Qur’annya
di Universitas PTIQ Jakarta.
Kiprah alumni
Pondok Pesantren Al-Ma'ruf Bandungsari, Grobogan, Jawa Tengah, ini tidak
sepele. Ali Zawawi, meski bukan pejabat negara, telah berkiprah di tiga kamar negara,
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, selain aktif di ranah civil society.
Selama periode 2014-2019, dia berkantor di Kementerian Agama RI sebagai Staf
Khusus Menteri Agama RI. Berbagai urusan di kementerian ini menjadi tanggung
jawabnya, termasuk urusan MTQ, yang menjadi ciri keakraban para alumni PTIQ.
Sebelum di kamar
eksekutif mengawal kebijakan Menteri Agama, Ali Zawawi adalah seorang Staf Ahli
Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI asal Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Sejak awal tahun 2000-an, dia memang aktif di partai
berlambang Ka’bah ini. Di samping sebagai salah satu pengurus di Dewan Pimpinan
Pusat PPP, dia bekerja sebagai Tenaga Ahli Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) RI /Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) dari Fraksi Persatuan Pembangunan. Dan pada periode 2004-2009, dia
menjadi Staf Ahli Fraksi PPP di MPR RI.
Kemampuan Ali
Zawawi dalam mengelola dunia penerbitan membuat Mahkamah Konstitusi (MK) RI,
yang saat itu baru dibentuk, meliriknya sebagai Redaktur medianya hingga 2006. Dia
menjadi salah satu tim perintis penerbitan di MK RI, yang kini sangat maju.
Bukan hanya dalam bentuk jurnal, tetapi juga majalah, dan website. Pengalaman
di dunia penerbitan ini sudah digelutinya sejak mahasiswa, hingga diangkat
menjadi Kepala Divisi Penerbitan oleh Lajnah Ta’lif wa Nasr (LTN) PBNU pada
1989, yang menerbitkan tabloid "Warta NU" pada era kepemimpinan Gus Dur Ketua Umum PBNU.
Dunia tulis-menulis
dan penerbitan, baik buku maupun jurnal, benar-benar menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan Ali Zawawi. Ada lusinan buku yang lahir dari tangannya.
Dia bukan sekadar sebagai tim untuk mengelola agar lahir suatu buku, dia juga
menulis, mengedit, dan menerjemahkan. Sejak 1986, dia mendapat bagian untuk
menulis “Materi Dakwah Terurai” dari Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta.
Di PTIQ sendiri dia menghasilkan buku “Manusia Pembangunan dalam Al-Qur’an”
diterbitkan PTIQ pada 1987 dan bersama teman-temannya menulis buku “Kaidah
Bacaan al-Qur’an dengan Qiraat Tujuh” pada 1991. Menjelang runtuhnya rezim orde baru, buku Isyarat Al-Quran tentang Krisis Sosial, Ekonomi dan Politik diterbitkan dari kumpulan tulisannya yang dimuat di harian Pelita. Penerbitnya Gema Insani Press, Jakarta.
Kemampuan bahasa Arabnya
yang dia tekuni sejak di pondok pesantren, membuatnya tertarik untuk
menerjemahkan buku-buku penting dalam kajian keislaman. Buku-buku tersebut,
antara lain: “Ushul Fiqih” karya Prof. Muhammad Abu Zahrah, pada 2002; “Zakat dalam Perspektif Sosial”, dari judul
asli Az-Zakat wa Falsafatuha, karya Prof. Muhammad Abu Zahrah, pada1995; dan buku “Manusia dalam Perspektif
al-Quran”, dari judul asli Maqal fi al-Insan, Dirasah Quraniah karya Dr. Aisyah
Bintu Syati, 1999 dan dicetak lagi pada 2003. Semua diterbitkan Pustaka
Firdaus, Jakarta.
Beberapa buku karya
Ali Zawawi, baik ditulis sendiri maupun bersama-sama, yang khas adalah berupa karya
biografi para tokoh. Setelah sukses menerbitkan “Karisma Ulama, Kehidupan
Ringkas 26 Tokoh NU” bersama teman-temannya, karya-karya biografi per tokoh
terus mengalir. Di antaranya, KH. Abdul Wahab Chasbullah, KH. Idham Cholid, KH.
Muhammad Ilyas, Ny.Hj. Solichah Wahid Hasyim, Fahmi D. Saifuddin, Said Budairy,
dan terakhir KH. Salahuddin Wahid. Selain itu, juga ada profil lembaga, seperti
Muslimat NU, MPR, DPR, dan lain-lain.
Memang, sejak di
pesantren Ali Zawawi tergolong orang tidak bisa “diam”. Keramahan dan
kecerdasannya membuat dia mudah bergaul dan dapat diterima banyak orang. Pada 1980,
dia dipilih teman-teman santrinya sebagai lurah pondok pesantren. Begitu dia
masuk PTIQ, sahabat-sahabatnya mengangkatnya sebagai Ketua Komisariat Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada 1985.
Habis masa jabatannya sebagai Ketua PMII, teman-temannya di PTIQ dan IIQ yang
berasal dari Jawa Tengah langsung mengangkatnya menjadi Ketua Jam’iyyah Hafadzah
Al-Qur’an (JHQ) pada 1987. Pada saat yang sama, pengurus Senat Mahasiswa PTIQ
pun menunjuknya sebagai Sekretaris Senat Mahasiswa. Bahkan, pada tahun yang
sama, dia juga terpilih sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama (PP IPNU).
Selain menjadi aktivis di organisasi kemahasiswaan, Ali Zawawi juga banyak berkiprah di lembaga swadaya masyarakat (civil society). Beberapa lembaga yang pernah dia ikuti antara lain, Yayasan Saifuddin Zuhri, Yayasan Forum Indonesia Satu, dan Yayasan Agribisnis Indonesia.
Sebagai alumni PTIQ, pengabdian Ali Zawawi untuk alamaternya juga tidak terlupakan. Selain pernah sebagai tenaga pengajar atau dosen di Fakultas Syari'ah, dia juga yang mengawal penerbitan buku dan jurnal al-Burhan, Jurnal Kajian Budaya al-Quran, selama 10 tahun, yakni pada 1995 sampai 2005.
Karya-karya Publikasinya
1.
Penulis, buku
“Materi Dakwah Terurai”, Jilid V, (Jakarta: Kodi DKI Jakarta, 1986)
2.
Penulis, buku
“Manusia Pembangunan dalam al-Qur’an”, (Jakarta: Perguruan Tinggi Ilmu
al-Qur’an, 1987)
3.
Penulis,
dkk., buku “Kaidah Bacaan al-Qur’an dengan Qiraat Tujuh”, (Jakarta: Perguruan
Tinggi Ilmu al-Quran, 1991)
4.
Penulis,
dkk., buku “Karisma Ulama, Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU”, (Bandung: Mizan,
1998)
5.
Penulis, buku
“Penjelasan al-Qur’an tentang Krisis Sosial, Ekonomi dan Politik”, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1999)
6.
Penulis,
Biografi “KH. Abdul Wahab Chasbullah: Perintis, Pendiri dan Penggerak NU”,
(Jakarta: Panitia Penulisan Buku Sejarah KH. Abdul Wahab Chasbulah, 1999)
7.
Penerjemah,
buku “Ushul Fiqih”, dari judul asli Ilmu Ushul al-Fiqh, karya Prof. Muhammad
Abu Zahrah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet-1 1994, Cet-6 2002).
8.
Penerjemah,
buku “Zakat dalam Perspektif Sosial”, dari judul asli Az-Zakat wa Falsafatuha,
karya Prof. Muham mad Abu Zahrah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995)
9.
Penerjemah,
buku “Manusia dalam Perspektif al-Quran”, dari judul asli Maqal fi al-Insan,
Dirasah Quraniah karya Dr. Aisyah Bintu Syati, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
Cetakan Pertama 1999, Cetakan Kedua 2003)
10. Editor, dkk, buku “Pembangunan Nasional untuk Kesejahteraan
Rakyat”, (Jakarta: Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
1993)
11. Editor, buku “50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat
untuk Agama, Negara dan Bangsa”, (Jakarta: Pucuk Pimpinan Muslimat Nahdlatul
Ulama, 1996)
12. Editor, buku “SU MPR RI 1999 Memilih Gus Dur
Menjadi Presiden”, (Jakarta: Georai Pratama Press dan Forum Indonesia Satu
(FIS), 2000)
13. Editor, dkk., “Hj. Solichah Wahid Hasyim: Muslimah
di Garis Depan”, (Jakarta: Yayasan wahid Hasyim, 2001)
14. Penulis, dkk., Fahmi D. Saifuddin: Dokter NU itu…,
(Jakarta: Yayasan Saifuddin Zuhri, Cet. 1, Juni 2002).
15. Editor, buku “Alam Pikiran KH. Hasyim Asyari dan
KH Ahmad Dahlan, Asal Usul Dua Kutub Gerakan Islam di Indonesia”, (Jakarta:
Balai Kajian Tafsir al-Quran Pase, 2003).
16. Editor, buku “Karir Politik Anak Desa: Biografi
Tosari Widjaja”, (Jakarta: Forum Indonesia Satu, FIS, 2004).
17. Penyunting, buku “Jejak Langkah MPR dalam Era
Reformasi, Gambaran Singkat Pelaksanaan Tugas dan Wewenang MPR RI Periode
1999-1004”, (Jakarta: Setjen MPR RI, 2004)
18. Penyunting, buku “Profil Anggota Dewan Perwakilan
Daerah 2004-2009”, (Jakarta: Setjen MPR RI dan International IDEA, 2004).
19. Penulis, dkk., “Napak Tilas Pengabdian Idham
Chalid: Tanggung Jawab Politik NU dalam Sejarah”, (Jakarta: FIS, Cet-1 Januari
2008).
20. Editor, buku “Dari Pesantren untuk Bangsa:
Biografi KH. Muhammad Ilyas”, (Jakarta: Yayasan Saifuddin Zuhri, Cet-1, Maret
2009).
21. Editor, buku “Membangun Fondasi Rumah Indonesia:
Jejak Langkah Politik Amar Makruf Nahi Mungkar Fraksi PPP MPR RI 1972-2009”,
(Jakarta: Fraksi PPP MPR RI, Cet-1 September 2009).
22. Penulis, dkk., Muhammad Said Budairy: Wartawan NU
itu…., (Jakarta: Yayasan Saifuddin Zuhri, Cet. 1, 2010).
23. Pengarah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Edisi
Yang Disempurnakan, (Jakarta: Kemenag RI, 2018)
24. Penulis, dkk, Kiprah Para Menteri Agama Era
Reformasi, (Jakarta: Kemenag RI, 2019).
25. Penulis, dkk, Gus Solah Sang Arsitek Pemersatu
Umat, 2021.
26. Pembaca Ahli, Pedoman Memahami Nilai-nilai ke-ALHAMIDIYAH-an Inspirasi Ilmu K.H. Achmad Sjaichu, 2023.