Prof. Dr. Musni Umar, lahir di Kendari, 12 Juni 1953, Agama Islam, Suku Tolaki. Menyelesaikan Doktor dan Ph.D (Philosophy of Doctor) bidang Antrologi dan Sosiologi Univ. Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia. Master of Science (M.Si), bidang Sosiologi – Kekhususan Manajemen Pembangunan Sosial, Universitas Indonesia (UI), Pasca Sarjana Ilmu Politik, Universitas Nasional (UNAS) (tidak diselesaikan), Sarjana muda dan Sarjana Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Islam Jakarta (UID), dan meraih sarjana muda dan sarjana di PTIQ Jakarta.
Sekolah Menengah Atas Negeri (PGAAN), Sekolah Menengah Pertama (SMPN), Sekolah Dasar (SDN) dan Madrasah Ibtidaiyah, dijalani di Kendari, Sulawesi Tenggara
Sejak SMPN sudah aktif di organisasi, di mulai di Pelajar Islam Indonesia (PII) kemudian dilanjutkan di organisasi intra (Dewan Mahasiswa) dan extra universiter (HMI) di Jakarta. Di dunia kemahasiswan pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa. Tahun 1978 bersama Prof. Dr. Arief Rahman, Drs. AM Fatwa, Prof. Dr. Ismail Suny dan seluruh pimpinan Dewan Mahasiswa se Indonesia di tahan 9 bulan dan dicekal selama 17 tahun oleh Kopkamtib karena demonstrasi menolak pencalonan kembali Soeharto menjadi Presiden RI. Sempat aktif dan menjadi Ketua Departemen Pendidikan dan Kaderisasi, Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di masa Tjahjo Kumolo menjadi Sekjen KNPI (sekarang menjadi Menteri Dalam Negeri RI) dan Didiet Haryadi, menjadi Ketua Umum DPP KNPI.
Selama aktif di organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, banyak mengikuti pendidikan dan latihan kepemimpinan tingkat nasional. Pada masa Harmoko menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya, diakhir pemerintahan Presiden Soeharto, Fahmi Idris dan Fadel Muhammad, Ketua Departemen Koperasi dan Wiraswasta DPP Golkar mengajak saya bergabung di Dewan Pimpinan Pusat Golkar, kemudian dipercaya menjadi Sekretaris/anggota Tim Asistensi Koordinator Bidang Ekonomi.
Hasil Pemilu 1997, ia dilantik menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Sulawesi Tenggara. Walaupun singkat menjadi wakil rakyat karena pemilu dipercepat, tetapi memiliki success story karena berhasil membangun Pondok Pesantren Hubbul Wathan, Desa Toli-Toli, Kecamatan Soropia, dan memberikan bea siswa kepada anak-anak miskin di Kendari.
Setelah berhenti menjadi anggota DPR RI, ia melanjutkan pendidikan master di Universitas Indonesia (UI) dan Ph.D di Univ. Kebangsaaan Malaysia (UKM), Malaysia.
Tahun 2014 termasuk 10 tokoh menguji calon anggota Mahkamah Konstitusi (MK) Komisi lll DPR RI yaitu Syafii Maarif, Laica Marzuki, Hasyim Muzadi, Musni Umar, Zain Badjeber, Syarifuddin Natabaya, Lauddin Marsuni, Andi Mattalatta, Pataniari Siahaan, dan Saldi Isra.
Tanggal 31 Oktober 2016 dilantik menjadi Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, setelah dipilih secara demokratis dalam pemilihan rektor pada tanggal 24 Oktober 2016 dalam rapat senat Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Sebelumnya (2014-2016) menjadi Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta.